Senin, Maret 16, 2009

Kisah Jenderal Pemburu Gajah (Episode I)

Pada suatu masa, di sebuah hutan nan lebat, hiduplah sekawanan gajah liar. Gajah – gajah tersebut tinggal di hutan dengan damai, dan tidak pernah terusik oleh kehidupan manusia. Alkisah, seorang pemburu bernama Guga Egigu, ditugaskan oleh penduduk desa untuk berburu gading gajah. Si Guga berbekal senapan laras panjang berisi peluru yang mengandung bius dengan gagah berani berhasil masuk ke dalam hutan sendirian. Ia tidak takut akan keadaan hutan yang sunyi senSyap dan banyak binatang liarnya. Tak juga ia takut terhadap macan ataupun singa si raja hutan.

Pada cerita sebelumnya, di desa Guga diadakan upacara pemilihan jenderal yang akan menjadi calon pemimpin desa. Guga menjadi salah satu kontestannya. selain Guga, terdapat pula Gembil, si Gembul, Si Jangkung, si Preman dan si Tole. Singkat cerita, si Gembil dipilih sebagai kontestan yang terbaik. Akan tetapi, sayangnya si Gembil tidak bisa diangkat menjadi Jenderal, karena terlalu sering pusing dan sakit kepala, sehingga harus mundur. Akibatnya, si Gembil pun malah diberikan puyer bintang tujuh *sebagai ganti lencana bintang jenderal*. Kandidat yang lolos  pun akhirnya hanya tinggal 5 orang yaitu Guga, Gembul, Jangkung,  Preman, dan Tole.

Rupanya hutan tempat gajah berada teresebut letaknya berada jauh di pinggiran sebuah kota, sedangkan desa si Guga letaknya di sisi lain dari kota tersebut, sehingga untuk menuju hutan, si Gugak dkk harus melalui kota tersebut, dan keluar lagi ke hutan.

Alkisah, saat perjalanan dari desa menuju hutan, satu – persatu kontenstan tumbang. Ketika perjalanan baru berjalan 500 tombak dari gerbang desa, si Tole merasa kakinya sakit. rupanya Tole lupa membawa obat asam urat. Alhasil, akhirnya Tole terpaksa mundur dari misi suci ini.

Ketika menuju kota, halangan pun ternyata lebih banyak lagi. Sewaktu memasuki gerbang kota, rombongan dihadang oleh patroli polisi. Polisi ingin menahan semua  anggota rombongan karena mebawa bedil dan senjata perburuan yang dianggap illegal. Alhasil, si Gembul pun dikorbankan untuk menjadi tangkapan polisi, supaya rombongan yang lain bisa tetap melanjutkan perjalanan.Mengapa harus si Gembul yang dikorbankan? Si Gembul ini punya kemungkinan paling besar untuk lolos dari dakwaan, karena pandai berkelit dan berani mensomasi aparat, termasuk polisi huehehehehe..

Perjalanan di kota pun dilanjutkan. tibalah rombongan pada suatu pasar yang sangat ramai. Naluri alami si Preman pun keluar. Si Preman merasa yakin bahwa pasar tersebut adalah tempat yang prospektif untuk mengeruk keuntungan. Si Preman pun akhirnya berniat menjadi centeng pasar dan menjadi penguasa parkir di pasar tersebut, dan menolak melanjutkan misi suci. Adapun si Jangkung, rupanya dia juga terpukau dengan ramainya pasar ini. Naluri bisnisnya pun muncul. Dia merasa di pasar inilah tempat yang prospektif untuk berdagang laptop. Si Jangkung ingin menjual lencana yang diberikan di desa tadi untuk jadi modal berdagang. Maklumlah, si Jangkung memperoleh lencana emas dengan 6 bintang, jadilah akhirnya setelah dari pasar di kota ini, hanya Guga yang mampu melanjutkan perjalanan sampai ke hutan.

Menurut kabar burung yang sudah lama beredar di desa Guga, gajah – gajah tersebut sangat suka berendam di suatu kubangan. Penduduk desa menyebut kubangan gajah tersebut dengan nama kubangan 267. Kenapa dinamakan kubangan 267? rupanya hal ini dikarenakan kubangan tersebut berukuran seluas 267 tombak* persegi dan sanggup memuat hingga 12 ekor gajah besar. Alkisah, di kubangan 267 tersebut, dulunya sering terlihat gajah – gajah chubby yang berkubang bersama - sama. Meskipun demikian, semakin hari jumlah gajah yang berkubang di tempat tersebut semakin sedikit.

Singkat cerita, setelah perjalanan yang sangat melelahkan selama berhari – hari, si Guga pun sampai ke dalam hutan di dekat kubangan 267.

Lalu, bagaimanakah kisah selanjutnya???? Apakah si Guga berhasil melanjutkan misi suci berburu Gajah ?? nantikan kelanjutan kisahnya segera.. hanya di blog ini**

*tombak: satuan panjang yang acapkali digunakan di negeri antah berantah.

**terms and conditions apply, kalau penulisnya lagi nggak males

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wakakakak..
bener2 baru ngeh klo egigu punya blog macam gini..
dasar egigu..
:P